Minggu, 17 April 2011

MANAJEMEN PETERNAKAN PADA KOMODITAS UNGGAS

MANAJEMEN PETERNAKAN PADA KOMODITAS UNGGAS


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah tekanan yang mendera berbagai sektor industri di dalam negeri, sektor peternakan unggas tetap mampu bertahan. Industri peternakan di Indonesia sepanjang tahun 2008 yang lalu menunjukkan kinerja yang cukup bagus. Bahkan dalam tahun 2009 ketika krisis global yang belum berlalu ketika terjadi penurunan daya beli yang kemudian mendorong substitusi pangan ke produk unggas, industri perunggasan masih mampu bertahan. Produk unggas yang tetap bertahan di tengah krisis adalah ayam dan telur, yang termasuk sebagai protein hewani yang harganya relatif murah dibandingkan dengan harga daging sapi.


Sementara itu, dari sisi lain produksi terlihat kecenderungan yang meningkat pada produksi DOC broiler (Daily Old Chick) atau dikenal sebagai ayam pedaging yaitu melonjak menjadi 1,2 juta ekor pada tahun 2008 dari tahun sebelumnya hanya 1,1 juta ekor. Demikian juga dengan produksi DOC layer atau ayam petelur tercatat naik dari 64 juta ekor pada tahun 2007 menjadi 68 juta ekor pada tahun 2008.
Walaupun demikian bukan berarti tidak ada masalah yang dihadapi industri perunggasan. Hingga pertengahan tahun 2009 pasar dalam negeri mengalami kelebihan pasokan ayam mencapai 27%. Hal ini mengakibatkan harga ayam di pasar lokal menjadi tertekan. Sedangkan pada tahun sebelumnya kondisi kelebihan pasokan hanya sekitar 5% saja.

Selain itu, industri peternakan ayam juga menghadapi permasalahan kenaikan harga pakan dan biaya produksi yang diikuti dengan kenaikan harga ayam hidup. Hal ini terkait dengan daya beli masyarakat yang sangat tergantung terhadap pendapatan. Sejauh ini daya beli masyarakat terhadap produk perunggasan dalam pemenuhan gizi (protein hewani) masih rendah dibandingkan dengan gaya hidup masyarakat yang sangat konsumtif.

Pada umumnya peternakan ayam dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan jenis yaitu :
Ayam bukan ras (buras) atau lebih dikenal dengan nama ayam kampung, yang merupakan ayam lokal. Ayam lokal banyak dipelihara secara tradisional, oleh peternak skala kecil. Lokasi peternakan baik di rumah-rumah maupun di kebun-kebun.

Ayam ras, yang asal mulanya diimpor dari luar negeri. Ayam jenis ini dikenal dengan istilah ayam broiler.
Impor anak ayam dalam umur sehari atau disebut Day Old Chick (DOC) dalam bentuk DOC komersial (DOC Final Stock/DOC FS). Final Stock yaitu jenis ayam yang tidak untuk dikembangbiakkan lagi, hanya dipelihara dalam satu siklus produksi. Untuk DOC broiler (ayam pedaging) selama 8 minggu, sedangkan untuk DOC layer (ayam petelur) selama 73 minggu.

Ayam ras komersial merupakan hasil kemajuan teknologi pemuliaan ternak (animal breeding), baik melalui persilangan beberapa bangsa ayam atau galur murni (pre bred/line). Ayam jenis ini memiliki karakteristik yaitu produktivitas tinggi, tahan penyakit dan memiliki sifat-sifat unggul.

Dengan tumbuh pesatnya industri perunggasan, maka tumbuh spesialisasi industri yaitu pembibitan (animal breeder), penetasan (hatchery), pemotongan / pemrosesan ayam pedaging, telur tetas, telur konsumsi, pakan ternak, obat-obatan hewan, sarana produksi dan sebagainya.

Di sisi lain, kampanye gizi hendaknya diagendakan dan digalakkan terus-menerus agar kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani pun semakin tinggi. Yang perlu diingat bahwa mulai tahun 2010 akan berlaku perdagangan bebas. Tidak akan ada lagi proteksi terhadap produk dalam negeri. Oleh karena itu perlu ditekankan agar masyarakat lebih mencintai produk yang dihasilkan oleh negeri sendiri.

Para peternak dituntut untuk lebih efisien agar biaya produksi dapat ditekan rendah namun tetap efektif. Pemerintah pun tak luput dari tanggungjawabnya dalam membantu dari segi regulasi. Semuai itu dilakukan tak lain agar produk hasil unggas kita sanggup bersaing dengan produk asing yang bebas malang melintang di waktu yang akan datang.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sektor bibit unggas
Berdasarkan data Dirjen Peternakan, produksi pembibitan ayam ras pedaging (broiler) dalam periode lima tahun pada 2004-2008 mengalami peningkatan. Kondisi perunggasan tidak terlepas dari berapa suplai DOC FS yang diproduksi oleh para pembibit.

Produksi bibit ayam ras (Daily Old Chick Final Stock/DOC FS) broiler pada triwulan pertama tahun 2008 tercatat naik menjadi 26.8 juta ekor per minggu atau terjadi peningkatan sebesar 16.5% dibandingkan 23 juta ekor per minggu pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan produksi DOC FS broiler, didukung oleh laporan populasi, produksi dan distribusi yang disampaikan oleh para pembibit. Kenaikan produksi di triwulan pertama ini disebabkan karena efek samping dari faktor bisnis pada triwulan keempat tahun 2007, antara lain penjualan DOC yang tidak optimal, penundaan/pengurangan setting HE (harga ekspor) dan aborsi disetter/hatcher pada triwulan keempat tahun 2007 untuk peningkatan harga. Kejadian seperti ini terjadi hampir di setiap tahun.

Sementara itu Produksi DOC FS pada triwulan kedua ini adalah produksi bibit ayam ras (DOC FS) broiler pada triwulan kedua tahun 2009 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 terjadi peningkatan yaitu dari produksi DOC FS sebanyak 24.1 juta ekor per minggu menjadi 28.2 juta ekor per minggu atau meningkat sebesar 17 %. Peningkatan produksi DOC FS broiler pada triwulan kedua tahun 2009, diperkirakan merupakan sikap optimis para pengusaha yang terlihat dari produksi DOC FS broiler yang terus meningkat mulai bulan April sampai dengan Juni 2009. Momen liburan anak sekolah dan meningkatkan permintaan di bulan Juni sampai dengan Juli akibat banyaknya orang yang mengadakan pesta, mendorong para pengusaha untuk meningkatkan produksi DOC FS dengan harapan demand akan meningkat.

Sementara produksi ayam pedaging (boiler) mengalami pertumbuhan rata-rata 5,89% yaitu dari 975 juta ekor pada 2004 menjadi 1.230 juta ekor pada 2008.

Sementara itu, produksi bibit ayam ras (DOC FS) layer pada triwulan pertama tahun 2008 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007 terjadi penurunan dari produksi DOC FS 0.73 juta ekor per minggu menjadi 0.70 juta ekor per minggu atau terjadi penurunan sebesar 4.1 %. Penurunan ini disebabkan karena penundaan masyarakat untuk mengganti ternak ayam layer. Hal ini disebabkan karena melonjaknya harga penunjang seperti pakan yang tidak sebanding dengan harga telur. Turunnya minat masyarakat peternak tersebut juga didukung oleh data jumlah pemasukan Grand Parent Stock (GPS) dan Parent Stock (PS) tahun 2007 yang lebih rendah dibanding tahun 2006.

Produksi bibit ayam ras (DOC FS) layer mengalami peningkatan pada triwulan kedua tahun 2009 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2008 sama besar yaitu sejumlah 1,55 juta ekor/minggu. Kondisi ini disebabkan karena sikap keragu-raguan dari peternak untuk meningkatkan demand terhadap DOC FS layer membuat para pembibit masih menahan produksinya.

Pada triwulan kedua tahun 2009 tercatat pemasukan PS layer sebesar 51.660 ekor, sedangkan pada triwulan kedua tahun 2008 tidak ada pemasukan PS layer. Para pembibit PS layer optimis, diperkirakan adanya peningkatan demand pada enam bulan kedepan terhadap DOC FS layer, sehingga mereka meningkatkan pemasukan DOC PS layer. Peningkatan ini biasanya terjadi menjelang puasa dan Hari Raya pada Agustus –September ini.

Sedangkan produksi ayam petelur (layer) juga mengalami peningkatan dalam periode 2004-2008, dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 5,47% per tahun. Produksi ayam petelur (layer) tercatat dari hanya 55 juta ekor pada 2004 , kemudian meningkat menjadi 68 juta ekor pada 2008.

B. Sektor produksi daging unggas dan pakan
Kontribusi daging dari berbagai jenis ternak yang menggambarkan struktur produksi daging menunjukkan bahwa peranan daging unggas semakin meningkat dari 20% pada tahun 70-an menjadi 64,7% (1.403, 6 ribu ton) pada tahun 2008 dan diantaranya 16,3% (352,7 ribu ton) berasal dari unggas lokal. Perubahan struktur tersebut disebabkan semakin tingginya produksi daging unggas sejalan dengan meningkatnya industri perunggasan nasional. Sementara itu, industri sapi potong yang masih mengandalkan industri peternakan rakyat dengan dukungan pihak industri (feedlotter) belum mampu mengimbangi permintaan daging sapi domestik, kontribusinya malah berbalik yang pada tahun 70-an sebesar 53.5% dan pada tahun 2008 turun menjadi 16,3%. Fenomena yang terjadi adalah laju peningkatan daging unggas lebih tinggi dibandingkan laju peningkatan produksi daging sapi. Artinya dengan semakin meningkatnya teknologi pada industri perunggasan terjadi transformasi produksi dari dominasi sapi ke dominasi unggas.

C. Sektor pakan unggas
Kondisi musim mempengaruhi ketersediaan suatu bahan pakan. Bekatul umumnya mudah didapatkan pada saat musim panen padi pada musim penghujan. Sehingga harga bekatul pada saat tersebut umumnya relatif lebih murah dibandingkan pada saat musim kemarau. Hal seperti ini juga dialami juga oleh jagung. Harga bahan pakan merupakan pertimbangan utama bagi peternak untuk menyusun pakan. Semakin murah harga suatu bahan pakan, maka akan semakin menarik bagi peternak. Harga bahan pakan unggas bervariasi bergantung pada beberapa hal, antara lain jenis bahan pakan, kebijakan pemerintah dalam bidang pakan ternak, impor bahan pakan, kondisi panen dan tingkat ketersediaan bahan pakan tersebut pada suatu daerah.

Kebijakan pemerintah selama ini kurang memprioritaskan dunia peternakan termasuk kebijakan tentang pakan ternak, sehingga harga pakan tidak pernah stabil pada suatu imbangan harga tertentu. Berbeda dengan harga pangan yang diusahakan oleh pemerintah untuk selalu stabil pada harga tertentu, seperti beras dan gula yang diatur dalam bentuk harga dasar sehingga memungkinkan petani untuk dapat menikmati keuntungan dari hasil usahanya. Jagung sebagai bahan pakan utama unggas sampai saat ini belum tersentuh regulasi pemerintah untuk penstabilan harga.

Hal ini berakibat pada fluktuasi harga jagung dari tahun ke tahun. Pada saat panen dan penawaran melimpah, harga jagung akan turun sampai dibawah harga bekatul sebagai sesama sumber energi pakan dengan catatan komposisi energi jagung lebih tinggi pada berat yang sama. Tetapi pada saat kekurangan produksi jagung, harga jagung akan mendekati harga bungkil kacang kedelai dan tepung ikan. Padahal secara umum harga bahan pakan sumber energi jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pakan sumber protein.

Masalah penyediaan bahan baku pakan industri perunggasan, di mana sebagian besar bahan baku pakan ternak penting harus diimpor, impor jagung mencapai 40-50 %, bungkil kedelai 95%, tepung ikan 90-92%, serta tepung tulang dan vitamin/feed additive hampir 100% impor.

Kondisi yang ada pakan unggas yang 50% komponennya terdiri dari jagung, dalam kurun waktu 5 tahun (2004-2009) mengalami dinamika yang cukup signifikan. Dalam perkembangannya maka impor jagung mencapai puncaknya pada tahun 2006 yaitu sebesar 1,5 juta ton dari kebutuhan 3, 74 juta ton (artinya kita impor sebesar 63%).

D. Kebijakan
1) Dalam jangka pendek hingga menengah industri pakan ternak (ayam ras) akan tetap masih bertumpu pada pakan berbahan baku impor. Kondisi ini tidak terhindarkan, namun karena masih tingginya harga pakan yang harus dibayar peternak, maka perlu dilakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas di level pabrik pakan.

Terdapat tiga sumber pertumbuhan produktivitas untuk pabrik pakan, yaitu : adanya perubahan teknologi pembuatan pakan ternak ke arah teknologi yang lebih efisien, efisiensi produksi ditingkatkan terutama melalui alokasi input secara lebih optimal, meningkatkan skala usaha, terutama pada pabrik pakan skala kecil, karena sifat hubungan antara biaya dengan skala usaha bersifat menurun (decreasing cost to scale).

2) Mengembangkan industri pakan ayam ras yang berbasis bahan baku domestik dengan tujuan meningkatkan daya saing produk unggas nasional. Upaya yang dapat dilakukan adalah: mengembangkan daerah produksi jagung dengan sistem distribusi yang efisien dan sistem penyimpanan modern (silo), memanfaatkan biji-bijian alternatif seperti sorgum dan limbah pertanian terutama dari industri pengolahan sawit, mengembangkan industri tepung ikan pada sentra produksi perikanan nasional, dan mendorong pihak industri pakan melakukan penelitian dan pengembangan untuk menggunakan bahan baku lokal.

E. Sektor Penataan Kompartemen
Kompartemen adalah suatu peternakan dan lingkungannya yang terdiri dari satu kelompok unggas atau lebih yang memiliki status kesehatan hewan. Penataan Kompartemen (compartementalization) adalah serangkaian kegiatan untuk mengkondisikan suatu usaha peternakan unggas agar memiliki status kesehatan hewan melalui penerapan cara pembibitan ternak yang baik dan cara budidaya ternak yang baik. Sedangkan zona adalah suatu kawasan atau daerah yang memiliki status kesehatan hewan yang jelas dan telah menerapkan sistem budidaya ternak yang baik yang mencakup aspek manajemen, kesehatan hewan dan pengendalian limbah.

Penataan zona (zoning) adalah prosedur untuk mengkondisikan suatu zona atau daerah sehingga memiliki status kesehatan hewan melalui penerapan sistem budidaya ternak yang baik yang mencakup aspek manajemen, kesehatan hewan dan pengendalian limbah serta manajeman biosekuriti. Penataan komparteman (kompartementalisasi) dan penataan zona (zonifikasi atau Zonasi) pemeliharaan unggas merupakan solusi penting yang telah mendapatkan rekomendasi dari Office Internationale de Epizooticae (OIE) dalam rangka penanggulangan untuk mengendalikan dan memberantas suatu kawasan dari penyakit unggas terutama Avian Influenza (AI), sekaligus upaya mendukung terpenuhinya persyaratan dalam perdagangan unggas dan produk unggas, antar daerah maupun antar negara.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/OT.140/5/2008 tentang Pedoman Penataan Kompartemen dan Penataan Zona Usaha Perunggasan yang dikeluarkan pada tanggal 30 Mei 2008. Penerapan cara pembibitan dan cara budidaya tersebut dilakukan pada: Usaha Pembibitan Unggas Grand Parent Stock (GPS) petelur (layer) dan pedaging (broiler) dan Usaha Pembibitan Unggas Parent Stock (PS) petelur (layer) dan pedaging (broiler) dan Usaha Peternakan Unggas Komersial petelur (layer) dan pedaging (broiler). Penataan zona dilakukan di setiap kawasan usaha perunggasan agar unggas dan produk unggas yang dihasilkan memenuhi persyaratan keamanan dan kualitas/mutu unggas dan produk unggas. Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut dilakukan melalui penerapan Cara Budidaya Unggas yang Baik (Good Farming Practice). Penerapan Cara Budidaya Unggas yang Baik tersebut dilakukan pada: Usaha peternakan unggas kemersial dan budidaya unggas di masyarakat. Sesuai dengan Permentan dan SOP tentang Penataan Kompartemen dan Zona Perunggasan maka penataan kompartemen dan zona dilakukan melalui tahap persiapan, pelaksanaan dan pemberian surat keterangan.

F. Sistem Vaksinasi Unggas
Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI). Sistem vaksinasi flu burung pada unggas perlu dibenahi. Oleh karena, lemahnya sistem vaksinasi dikhawatirkan akan menyebabkan kurang efektifnya penanggulangan penyebaran flu burung.

Sejak awal munculnya kasus flu burung pada unggas, pemerintah telah memilih vaksinasi sebagai penanggulangan masalah flu burung dibandingkan dengan pemusnahan seluruh unggas di Indonesia dengan pertimbangan ekonomi. Saat memutuskan itu, sudah diketahui ada risiko-risiko dari dijalankannya vaksinasi di antaranya ayam yang diberi vaksin tetap hidup, tetapi jadi pembawa virus.

Saat ini ada dua masalah terkait vaksinasi flu burung pada unggas di Indonesia. Pertama, banyaknya jenis vaksin yang beredar dan hingga saat ini belum secara tegas dinyatakan mana yang paling efektif dan cocok untuk unggas di Indonesia. Masalah kedua adalah masih lemahnya sistem vaksinasi mulai dari jenis vaksin, bagaimana membawa atau mendistribusikan vaksin, dan jumlah tenaga vaksinator.
Pemberian vaksin flu burung tidak bisa hanya dilakukan sekali, tetapi harus beberapa kali. Akan tetapi, di beberapa daerah pelaksanaan vaksinasi masih belum sempurna, baik jenis maupun distribusinya, apalagi rasio tenaga vaksinator dengan jumlah unggas sangat timpang. Akibatnya, tingkat efektivitas penggunaan vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh unggas terhadap virus flu burung relatif rendah.

Beragamnya jenis vaksin flu burung yang beredar di pasaran dan banyak digunakan peternak bisa mempercepat terjadinya pandemi influenza. Ada yang menggunakan vaksin H5N2, H5N9, H5N1, H7N7, dan banyak lagi jenis vaksin lainnya. “Ini kan tidak benar dan bisa menyebabkan kurangnya imunitas pada unggas,”

Maka dari itu, vaksinasi flu burung harus dilakukan dengan vaksin dan sistem yang benar. Jadi, vaksinasi masih tetap diperlukan. Beberapa negara yang tidak menerapkan vaksinasi tetapi memilih pemusnahan total unggas ternyata masih muncul kasus penularan flu burung pada manusia. “Ini berarti tidak ada upaya yang bisa menanggulangi masalah flu burung secara total,”


BAB III PENUTUP
Dari segi pembibitan unggas, produksi pembibitan ayam ras pedaging (broiler) dalam periode lima tahun pada 2004-2008 mengalami peningkatan. Kondisi perunggasan tidak terlepas dari berapa suplai DOC FS yang diproduksi oleh para pembibit. Produksi bibit ayam ras (Daily Old Chick Final Stock/DOC FS) broiler pada triwulan pertama tahun 2008 tercatat naik menjadi 26.8 juta ekor per minggu atau terjadi peningkatan sebesar 16.5% dibandingkan 23 juta ekor per minggu pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan produksi DOC FS broiler, didukung oleh laporan populasi, produksi dan distribusi yang disampaikan oleh para pembibit Sehingga produksi ayam pedaging (boiler) mengalami pertumbuhan rata-rata 5,89% yaitu dari 975 juta ekor pada 2004 menjadi 1.230 juta ekor pada 2008

Kontribusi daging dari berbagai jenis ternak yang menggambarkan struktur produksi daging menunjukkan bahwa peranan daging unggas semakin meningkat dari 20% pada tahun 70-an menjadi 64,7% (1.403, 6 ribu ton) pada tahun 2008 dan diantaranya 16,3% (352,7 ribu ton) berasal dari unggas lokal. Perubahan struktur tersebut disebabkan semakin tingginya produksi daging unggas sejalan dengan meningkatnya industri perunggasan nasional

Dari segi paka, kondisi musim mempengaruhi ketersediaan suatu bahan pakan. Bekatul umumnya mudah didapatkan pada saat musim panen padi pada musim penghujan. Sehingga harga bekatul pada saat tersebut umumnya relatif lebih murah dibandingkan pada saat musim kemarau. Semakin murah harga suatu bahan pakan, maka akan semakin menarik bagi peternak. Kebijakan pemerintah selama ini kurang memprioritaskan dunia peternakan termasuk kebijakan tentang pakan ternak, sehingga harga pakan tidak pernah stabil pada suatu imbangan harga tertentu Jagung sebagai bahan pakan utama unggas sampai saat ini belum tersentuh regulasi pemerintah untuk penstabilan harga.

Penataan Kompartemen (compartementalization) adalah serangkaian kegiatan untuk mengkondisikan suatu usaha peternakan unggas agar memiliki status kesehatan hewan melalui penerapan cara pembibitan ternak yang baik dan cara budidaya ternak yang baik. Penataan zona (zoning) adalah prosedur untuk mengkondisikan suatu zona atau daerah sehingga memiliki status kesehatan hewan melalui penerapan sistem budidaya ternak yang baik yang mencakup aspek manajemen, kesehatan hewan dan pengendalian limbah serta manajeman biosekuriti. Penataan komparteman (kompartementalisasi) dan penataan zona (zonifikasi atau Zonasi) pemeliharaan unggas merupakan solusi penting yang telah mendapatkan rekomendasi dari Office Internationale de Epizooticae (OIE) dalam rangka penanggulangan untuk mengendalikan dan memberantas suatu kawasan dari penyakit unggas terutama Avian Influenza (AI)

Sedangkan untuk sistem vaksinasi flu burung pada unggas perlu dibenahi. Oleh karena, lemahnya sistem vaksinasi dikhawatirkan akan menyebabkan kurang efektifnya penanggulangan penyebaran flu burung. Pemerintah Indonesia sendiri belum menetapkan jenis vaksin yang cocok digunakan untuk unggas di Indonesia sehingga banyak vaksin yang beredar Masalah kedua adalah masih lemahnya sistem vaksinasi mulai dari jenis vaksin, bagaimana membawa atau mendistribusikan vaksin, dan jumlah tenaga vaksinator. Dan pemberian vaksin flu burung tidak bisa hanya dilakukan sekali, tetapi harus beberapa kali


sumber.
manajemen ternak unggas ketangguhan sistem perunggasan
http://h0404055.wordpress.com /manajemen-ternak-unggas-ketangguhan-sistem-perunggasan/

Sabtu, 16 April 2011

Pengelolaan Ayam Petelur

Pengelolaan Ayam Petelur 
Pengelolaan ayam petelur yang baik adalah sangat penting untuk mempeoleh tingkat produksi telur yang tinggi. Apabila ayam petelur dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan, maka mereka harus tumbuh berkesinambungan sepanjang masa perkembangannya. Pedoman berikut ini dapat membantu dalam mensukseskan proses pertumbuhan dan perkembangan ayam petelur selama masa pertumbuhannya:

•RUANGAN – Untuk setiap 100 ayam petelur harus memiliki ruang antara 25 m2 sampai 100 m2. Sediakan 0,2 sampai 0,3 m2 per ayam apabila dibiarkan tumbuh di luar kandang.


•MAKANAN – Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Pakan yang komplit dari pabrik biasanya telah mengandung semua nutrisi yang diperlukan. Pengoplosan pakan dengan menambahkan pakan dari luar (misalnya jagung) dapat menyebabkan terjadinya ketidak-seimbangan yang pada akhirnya hasil yang diperoleh akan mengecewakan.

•AIR – Pada masa pertumbuhannya ayam petelur akan banyak minum dan membutuhkan banyak air untuk menjaga pertumbuhan yang normal. Air harus tetap segar dan dingin.Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari.

•PENEDUH – Pada musim panas, ayam petelur akan merasa lebih nyaman apabila diberi tempat meneduh.

•PISAHKAN AYAM PETELUR MUDA DARI YANG LEBIH TUA – Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda.

•TEMPAT BERTEDUH – Sediakan satu tempat berteduh yang berukuran 3 x 4 meter untuk tiap 100 sampai 125 ayam petelur.

•PENCEGAHAN PARASIT – Ayam petelur dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam petelur dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam.

•LINDUNGI DARI MUSUHNYA – Yakinkan bahwa binatang pemangsa tidak dapat memasuki bangunan tempat ayam tidur di malam hari.
Saat ayam petelur sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam petelur adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.

Vaksinasi Ayam


Kerugian besar dalam produksi telur yang terjadi pada kebanyakan peternakan disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle. Jangan biarkan penyakit tersebut lepas dari penjagaan Anda. Vaksinasilah sebelum terlambat. Beberapa minggu produksi akan hilang bila ayam betina yang tidak divaksinasi terkena penyakit setelah mereka mulai bertelur.

Vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut di atas dapat dilakukan setiap saat setelah ayam berumur 8 minggu. Jangan menunggu lebih lama setelah 8 minggu karena akan menghadapi risiko besar atas kehilangan beberapa ayam. Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan akibat dari vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus berada dalam keadaan sehat atau tidak sedang terinfeksi parasit. Sekali vaksinasi hanya untuk satu jenis penyakit, sedangkan vaksinasi untuk jenis penyakit lainnya dapat dilakukan kurang lebih 3 minggu sesudahnya.


Methode yang digunakan untuk memvaksinasi terhadap penyakit Fowl Pox dan Newcastle adalah methode jaringan sayap. Methode ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari salah satu sayap dibuang sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat untuk penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum vaksin dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses vaksinasi selesailah sudah. Yakinkan bahwa semua ayam yang belum pernah divaksinasi telah mendapat giliran.

Sistem ventilasi harus diatur sedemikian rupa sehingga udara di dalam kandang tidak terlalu panas atau terlalu lembab karena dapat menyebabkan stress pada ayam. Pada musim kemarau, perputaran udara harus ditingkatkan agar udara panas dalam kandang segera terganti dengan udara segar yang lebih dingin. Sedangkan pada musim hujan, perputaran udara harus dikurangi sampai pada tingkat yang cukup untuk tidak menimbulkan adanya kelembaban dan bibit penyakit. Singkirkan semua lapisan kotoran atau alas yang basah segera setelah terbentuk sehingga kandang tetap terpelihara dalam keadaan kering.

Apabila ayam betina telah berumur 16 minggu, cahaya di dalam kandang harus mulai diatur. Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh terhadap baik buruknya dalam memproduksi telurnya kelak. Induk ayam memerlukan cahaya yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya. Untuk mendapatkan cahaya yang konstant tiap hari, sumber cahaya listrik di dalam kandang bisa diatur dengan mempergunakan alat timer. Penjelasan tambahan mengenai pencahayaan pada induk ayam yang sedang bertelur dapat dimintakan pada penjual pakan ternak atau dinas peternakan setempat.

Tabel program vaksinasi untuk Leghorn

Umur Saat Divaksinasi Jenis Vaksinasi
Umur 1 hari Marek's
15 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
20 hari (1/2 dosis) Infectious Bursal
25 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
30 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
(Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
49 hari Bronchitis, New Castle, Infectious Bursal
Contoh merek di pasar: Combo Vec. 30)
10 minggu Fowl Pox and Laryngotracheitis
biasa dikenal sebagai LT)
12 minggu Combo Vec. 30
13 minggu Avian Encephalomyelitis
(biasa dikenal sebagai AE)
16 minggu New Castle

Memelihara Perkembangan Ayam

Memelihara Perkembangan Ayam

Dengan sistem ventilasi dalam kandang yang tepat, pemberian air minum yang bersih, dan pemberian makanan yang dijaga keseimbangannya maka anak ayam akan terus tumbuh dengan baik. Ventilasi yang tepat akan menjaga kandang dan alasnya tetap kering sehingga membantu dalam mencegah timbulnya penyakit. Alas yang basah atau kandang yang lembab akan mengundang penyakit. Selanjutnya, anak ayam akan tumbuh lebih cepat dan hidup lebih baik bila mereka ditempatkan pada kandang yang cukup luas. Tambahkan tempat pakan dan tempat minumnya sesuai kebutuhannya dengan semakin besarnya tubuh anak ayam mengikuti pertumbuhannya.

Ayam betina yang akan dipelihara untuk memproduksi telur memerlukan banyak pakan yang masih segar dan air bersih sepanjang waktu. Jangan biarkan mereka kelaparan apabila tidak menginginkan produksi telurnya mengecewakan pada saatnya bertelur nanti.


Sediakan pakan penumbuh (growing mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Air harus tetap segar dan dingin. Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu dibersihkan setiap hari.

Saat ayam betina sedang tumbuh adalah saat yang paling baik untuk membentuk berat tubuhnya yang baik, kuat dan penuh vitalitas. Saat yang paling kritis selama hidupnya ayam betina adalah selama masa pertumbuhannya. Apabila Anda menginginkan ayam yang memberikan keuntungan, maka perhatikan bahwa mereka berkembang dengan baik selama masa pertumbuhannya.

Bersihkan semua sampah dan benda-benda aneh dari tempat pakannya setiap hari. Apabila pakan untuknya kelihatan basah pada tempat makananya, sebaiknya segera diganti. Bersihkan dan keringkan tempat pakannya sebelum diisi kembali dengan makanannya yang baru.

Tempat yang terlalu berdesak-desakan, temperatur yang terlalu panas, tempat pakan dan tempat air minum yang kurang banyak, pakan yang tidak mencukupi, dan adanya penyakit parasit merupakan sumber dari timbulnya kanibalisme. Pemeliharaan serta pengelolaan ternak ayam yang baik akan mencegah timbulnya problema kanibalisme.
Apabila anak ayam dibiarkan berkeliaran, mereka harus dilindungi dari pemakan mangsa dan ayam yang buas terutama pada malam hari. Tikus dan kutu ayam kalau dibiarkan dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan ayam yang ahirnya dapat menimbulkan penyakit.

Pisahkan ayam betina muda dari yang lebih tua. Hal Ini akan menolong mengurangi kemungkinan menyebarnya penyakit dari induk ayam yang lebih tua ke yang lebih muda. Ayam betina dapat terkena penyakit cacing. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, terdapat sejumlah obat yang dapat dipergunakan untuk mencegah parasit pada ayam yang datangnya dari dalam. Dengan pengelolaan dan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi terjangkitnya parasit. Periksalah beberapa ayam betina dari waktu ke waktu untuk parasit yang datangnya dari luar seperti kutu ayam.

Tetaplah berjaga-jaga atas munculnya setiap pertanda yang menunjukkan awal timbulnya penyakit. Apabila identifikasi masalah dibuat lebih dini, maka akan lebih mudah dalam menangani dan menghilangkan masalah tersebut dari pada menunggu setelah kerusakan terjadi. Banyak penyakit yang dapat diidentifikasikan berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya.

Sebaiknya menghubungi tenaga ahli ternak ayam atau pedagang yang berkecimpung dalam usaha ternak ayam untuk memperoleh bantuan apabila menghadapi masalah penyakit pada ayam Anda.

Memberi Pakan Yang Tepat

Membesarkan anak ayam yang sehat
Memberi Pakan Yang Tepat

Anak ayam memerlukan pakan berkualitas tinggi agar tumbuh dengan prima. Pakan yang mengandung nutrisi seimbang dapat diperoleh dari toko makanan ayam. Berikan pakan “starter” untuk anak ayam selama tiga minggu pertama dan kemudian disambung dengan “grower” sampai berumur 10 minggu. Bagi ayam petelur, berikan pakan “developer” pada umur 10 sampai 20 minggu. Setelah lewat 20 minggu, berikan pakan “laying mash” agar dapat menghasilkan tingkat produksi telur yang tinggi dengan kualitas telur yang baik.

Hindari pemberian pakan tambahan selain pakan seperti yang disebutkan di atas. Menu pakan starter, grower, developer, dan layer diformulasikan dan dirancang sebagai satu-satunya pakan untuk makanan ayam. Apabila makanan tambahan diberikan, ayam cenderung untuk mengurangi mengkonsumsi pakan komplit yang seharusnya dengan adanya makanan tambahan tadi, dan akhirnya mereka tidak menerima jumlah nutrisi yang semestinya. Akibatnya ayam menjadi kekurangan gizi dan tingkat pertumbuhannya atau produksi telurnya akan menurun, dan kemudian mati.


Berikan ruang pakan yang luas. Setiap anak ayam pada tingkat awal memerlukan 2,5 cm ruang pakan. Kebutuhan ruang pakan ini meningkat sejalan dengan pertumbuhannya. Berikan satu atau dua tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam untuk 3 minggu pertama. Setelah lewat waktu tersebut, berikan tiga atau empat tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam.


24" slide top feeder 6" Mason Jar Galvanized feeder

Jangan membuang-buang pakan. Tiga per empat atau lebih dari biaya produksi ternak ayam adalah biaya untuk pakan. Jangan pernah mengisikan pakan melebihi setengah dari isi tempat pakan, karena anak ayam akan mengaisnya sehingga pakan akan berhamburan ke alas kandang dan akhirnya terbuang percuma. Dan penahan tampias pada tempat pakan dijaga agar berada pada tempatnya untuk mengurangi penghamburan pakan dan mencegah terjadinya kontaminasi. Naikkan ketinggian tempat pakan disesuaikan dengan pertumbuhan anak ayam. Bibir tempat pakan harus senantiasa sama tinggi dengan punggung anak ayam.

Jangan biarkan kehadiran ayam jantan yang tidak direncanakan mengurangi kesempatan tumbuh pada ayam petelur. Ayam jantan adalah broiler yang baik untuk dikonsumsi saat berumur 7 sampai 9 minggu. Memisahkan ayam jantan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengeluaran biaya untuk pakan. Apabila yang diperlukan adalah ayam petelur, maka untuk peliharaan ayam berikutnya sebaiknya membeli anak ayam yang baru dientaskan dalam keadaan telah dipilih jenis kelaminnya (sexed pullet). Apabila membeli dalam keadaan campuran (straight-run). ayam jantan baru dapat diketahui setelah berumur 6 minggu dan rencanakan untuk menjualnya setelah mencapai ukuran yang diinginkan.

Tabel panduan pemberian pakan pada ayam petelur
Pakan & Umur Protein % Met. Energy, Kcal/lb.
Starter, 0 - 6 minggu 20,0 1325 - 137
Grower, 6 - 8 minggu 18,0 1350 - 1400
Developer, 8 - 15 minggu 16,0 1375 - 1425
Pre Layer, 15 - 18 minggu 14,5 1350 - 1400
Layer, selama bertelur 15,0 1300 - 1450

Kebutuhan atas Udara Segar

Kebutuhan atas Udara Segar

Ventilasi yang tepat di kandang pemanas anak ayam adalah hal yang sangat penting. Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam tidak akan mau makan atau minum secara normal apabila berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk. Akibat lebih lanjutnya adalah ayam akan cacat dan menjadi kerdil.

Waspadalah terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca yang tiba-tiba. Buatlah penyesuaian yang diperlukan atas sistem ventilasi kandang. Pada musim dingin, tutup semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai. Pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.

Ventilasi yang baik dapat mencegah penyakit yang disebut coccidiosis. Apabila penyakit ini menyerang, ayam akan banyak yang mati dan yang bertahan hidup akan cacat seumur hidupnya.

Coccidiosis adalah penyakit yang ditimbulkan oleh binatang bersel satu (protozoa) yang menyerang sistem pencernaan. Jangan biarkan penyakit pembunuh ini menyerang tiba-tiba. Pendarahan dan kotoran berwarna hitam adalah indikasi awal dari penyakit ini, terutama coccidiosis jenis cekak (cecal). Anak ayam yang terinfeksi bulunya tidak mulus, aktivitasnya di bawah normal dan nafsu makan dan minumnya berkurang.
Pencegahan yang paling baik untuk Coccidiosis adalah pengelolaan dan sanitasi yang cermat. Semua peralatan agar senantiasa dijaga dalam keadaan bersih, terutama tempat pakan dan tempat air. Organisme coccidia membutuhkan tempat yang berada dalam kondisi yang lembab atau basah untuk melanjutkan siklus kehidupannya. Apabila membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas kandang harus senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta membuang kotoran yang menempel padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alas kandang tidak sapai lembab. Sirkulasi udara dalam kandang harus bekerja dengan baik tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila anak ayam masih kecil.

Coccidiosis dapat menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu. Jangan menunggu sampai semua ayam di kandang menunjukkan gejala yang sama baru mengambil tindakan pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang menngarah pada penyakit itu, segera dapatkan obat yang cocok dari toko obat atau perusahaan peternakan ayam.

Lakukan pengobatan segera dengan mengikuti petunjuk yang tertera pada label obat.

Penyediaan Tempat untuk Anak Ayam

Penyediaan Tempat untuk Anak Ayam 

Agar anak ayam tumbuh dan tetap sehat, mereka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain, makan, dan minum. Berikan banyak tempat pakan dan air minuman. Anak ayam yang masih kecil tidak akan berjalan lebih dari 3 meter untuk mencari pakan dan air. Tiap 10 ekor anak ayam membutuhkan satu m2 luas lantai sampai mereka berumur 6 minggu. Anak ayam membutuhkan tempat yang cukup di sekitar makanan sehingga semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.

Sediakan tempat pakan sebanyak 2 buah yang panjangnya 1,5 meter atau 6 buah yang panjangnya 45 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam selama 3 minggu pertama. Setelah itu, sediakan tiga atau empat buah tempat pakan yang panjangnya 1,5 m untuk tiap 100 ekor ayam.


Jangan menghambur-hamburkan makanan. Bagian terbesar unsur biaya dalam ongkos produksi ternak ayam adalah pakan. Selama beberapa minggu pertama tempat pakan diisi hampir penuh. Jangan terlampau penuh karena akan diacak-acak oleh anak ayam dan berhamburan di dalam kandang. Setelah anak ayam sedikit besar, isi pakan dikurangi sampai setengah tinggi tempat pakan. Gunakan alat untuk mencegah anak ayam masuk ke tempat pakan dan mengaisnya sehingga berhamburan ke luar atau mengkontainasi makanan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

Secara bertahap, tempat air haus diganti dari ukuran quart ke galon atau menggunakan tempat air yang otomatis. Sediakan tiga atau empat tempat air yang berisikan satu galon atau dua buah tempat air otomatis untuk tiap 100 ekor ayam.
Tempat air harus selalu berisikan air yang bersih, segar, dan dingin. Wadahnya sendiri harus dibersihkan, dicuci dengan sabun dan diisi kembali tiap hari. Bila memungkinkan ketinggian air selalu barada di pertengahan kedalaman. Secara berkala, ketinggian dari tempat air dan tempat pakan disesuaikan dengan tingginya punggung ayam.

Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar

Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar 

Segala sesuatunya sudah harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.
Bila anak ayam tiba, secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu dimana air berada.


Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang disediakan.

Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.

Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehingga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak ayam agar kelak dapat memungut hasilnya.



Tabel program pencahayaan untuk Leghorn
Komposisi Terang dan Gelap

Umur Ayam Terang Gelap
0 sampai 3 hari 22,00 2,00
3 hari s/d 1 minggu 20,00 4,00
1 sampai 2 minggu 18,00 6,00
2 sampai 3 minggu 16,00 8,00
3 sampai 8 minggu 14,50 9,50
9 minggu 14,00 10,00
10 minggu 13,75 10,25
11 minggu 13,50 10,50
12 minggu 13,25 10,75
13 minggu 13,00 11,00
14 minggu 12,75 11,25
15 sampai 17 minggu 12,50 11,50
18 minggu 13,50 10,50
19 minggu 14,50 9,50
20 minggu 15,00 9,00
21 minggu 15,50 8,50
22 minggu 15,75 8,25
23 minggu 16,00 8,00
24 minggu 16,25 7,75
25 minggu dst 16,50 7,50

Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar

Mulai Menempatkan Anak Ayam dengan Benar 
Segala sesuatunya sudah harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih, alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.

Bila anak ayam tiba, secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar mereka tahu dimana air berada.


Tempatkan pakan pemula (starter feed) pada karton tempat telur atau kertas yang berukuran 12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan makanan. Karton telur atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang disediakan.

Penyakit dapat segera menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan kering. Penyebab utama dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.

Beberapa hari pertama dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehingga harus hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak ayam agar kelak dapat memungut hasilnya.

Persiapan Sebelum Anak Ayam Tiba


Persiapan Sebelum Anak Ayam Tiba 
Biasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Untuk ayam petelur, belilah anak ayam betina yang telah diseleksi kelaminnya (sexed pullet). Untuk jenis rasnya pilihlah Leghorn atau Rhode Island Red atau ayam lainnya yang masuk dalam katagori sebagai ayam petelur yang baik. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run). Untuk jenis rasnya pilihlah Plymouth Rock atau ayam pedaging komersial lainnya.

Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan.

Barang bekas berupa kotak kayu yang besar dapat dibuat sebagai kandang anak ayam. Buatlah lubang disisinya untuk memasukkan kabel lampu. Lampu 60 Watt di dalam kandang akan memberikan panas yang cukup pada anak ayam dan biasanya mereka akan mencari sendiri posisi yang paling nyaman. Usahakan agar lampu tidak menyentuh kandang untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran.

Sebagai alas atau talam (litter) dalam kandang dapat digunakan kulit gabah atau butiran strowbur (plastik busa) yang masih baru dengan ketebalan antara 10 sampai 15 cm. Kandang yang baik bagi anak ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah kandang berkisar antara 30 sampai 32ºC. Sebilah papan atau anyaman kawat setinggi kurang lebih 60 cm dari dasar kandang dipasang sebagai penghalang anak ayam dari sumber panas.


Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi sebaiknya disediakan penutupnya. Pada musim dingin, semua ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai hendaknya ditutup. Sedangkan pada musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk sebanyak-banyaknya.
Penggunaan kipas harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit stres, ayam yang berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk, akan tidak mau makan atau minum secara normal. Akibatnya ayam akan cacat dan bagi ayam petelur tidak akan tumbuh dengan baik atau kerdil.

Kandang harus aman dari gangguan kucing, tikus, serta binatang pemangsa lainnya. Periksa juga atapnya apakah tidak bocor apabila hujan turun.
Sebelum anak ayam tiba, Anda harus yakin betul bahwa Anda telah siap menerimanya. Kandang dan semua peralatan telah dibersihkan dan disemprot anti hama. Pekerjaan tersebut sudah harus selesai beberapa hari menjelang anak ayam tiba sehingga kandang benar-benar telah kering pada saat anak ayam tiba.

CARA MEMELIHARA AYAM NEGERI

CARA MEMELIHARA AYAM NEGERI

Memilih Varietas Ayam
Suatu varietas ayam adalah suatu ras atau family dari ayam yang memiliki kesamaan umum dalam hal ukuran, bentuk atau profil, dan pembawaan. Semua ayam dalam satu varietas akan memiliki karakteristik yang sama yaitu: warna kulit, Varietas ini selanjutnya dibagi ke dalam beberapa kelas. Kelas ayam yang sudah banyak dibudidayakan pada umumnya diberi nama yang dikaitkan dengan tempat asalnya, misalnya American, Asiatic, English, Mediteranian, dan semacamnya.


Untuk memulai usaha kecil-kecilan di bidang peternakan ayam, ada tiga jenis varietas yang bisa dipilih berdasarkan tujuan pemeliharaannya, yaitu: ayam petelur, ayam pedaging atau ayam potong, dan ayam berfungsi ganda untuk kedua maksud tersebut.

Ayam petelur - Ayam ini tubuhnya relatif lebih kecil. Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5 bulan dan akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 10 - 12 tahun. Umumnya, produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.


Ada dua pilihan untuk ayam petelur ini yang dibedakan dari warna telurnya, yaitu:

* Telur berwarna putih
Ayam petelur dengan telur berwarna putih yang terbaik adalah dari Jenis ras Leghorn. Hanya saja ayam ini suka terbang dan sangat berisik. Jenis ras lainnya yang menghasilkan telur putih diantaranya adalah Minorcas. Anconas, dan California White.

Red Leghorn

Pearl White Leghorn


Telur berwarna coklat
Sedangkan ayam peterlur dengan telur berwarna coklat yang terbaik adalah dari Jenis ras Production Red. Ayam hibrida ini adalah hasil perkawinan silang dari ayam petelur Rhode Islands Red dan New Hampshire. Sedangkan ayam ras Rhode Islands Red dan New Hampshire sendiri sudah tergolong sebagai ayam petelur yang baik dalam menghasilkan telur berwarna coklat.



Ayam pedaging - Ayam silang Cornish Rock adalah ayam pedaging yang tergolong terbaik pada saat ini. Ayam ini merupakan hasil silang dari Cornish dan Plymouth Rock. Ayam pedaging lainnya yang tergolong baik adalah dari jenis ras Brahmas, Cochins, dan Cornish. Ayam pedaging yang baik adalah ayam yang mengkonsumsi dua kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram berat tubuhnya. Ayam betina pada umumnya djual ke pasar pada saat beratnya mencapai antara satu tiga per empat kg sampai dua setengah kg sedangkan ayam jantan antara tiga kg sampai empat kg. Ayam yang semakin cepat pertumbuhannya maka semakin ekonomis unuk dipelihara.

Ayam berfungsi ganda - Ayam pada jenis ini merupakan campuran antara ayam petelur dan ayam pedaging. Dominiques, Plymouth Rocks, Sussex, Orpington, and Wynadottes adalah beberapa ras ayam dari ayam berfungsi ganda. Ayam kampung di negara kita adalah termasuk pada jenis ini.Telur ayam jenis ini berwarna coklat dan mereka membesarkan sendiri anak-anaknya. Pada umumnya mereka tidak menghasilkan berat tubuh secepat ayam pedaging dan juga tidak menghasilkan telur sebanyak ayam petelur. Ayam ini berciri khas sebagai ayam yang dipelihara di halaman belakang rumah. Peternak akan memperoleh telur ayam untuk konsumsi sehari-hari disamping sesekali memperoleh daging ayam jantan dari kelebihan jumlah yang diperlukan dan daging ayam-ayam tua yang sudah tidak produktif lagi.
Pertimbangan lain dalam memilih jenis varietas ayam adalah kondisi cuaca lokal di tempat peternakan berada.
Ayam yang berbulu tebal akan lebih cocok dipelihara ditempat yang bercuaca lebih dingin dari pada ayam yang berbulu tipis. Orpingtons, Brahmas, Cochins. Plymouth Rocks, Rhode Island Reds dan Wyandottes adalah ayam-ayam yang berbulu tebal yang berarti cocok pada cuaca dingin. Leghorn, Minorca, Andalusian, Hamburgs dan ayam Mediterranean lainnya akan lebih baik dipelihara pada tempat-tempat yang bercuaca lebih hangat.
Untuk lebih jelasnya dalam menentukan varietas yang cocok dengan cuaca lokal di tempat Anda, sebaiknya dikonsultasikan pada Dinas Peternakan Ayam setempat atau perusahaan ternak ayam terdekat.
Lebih lanjut, sebaiknya dibiasakan membeli anak ayam yang berkualitas sesuai kebutuhan. Apabila anak ayam dibeli dari perusahaan peternakan ayam, mintalah sekalian divaksinasi terhadap penyakit Marek. Vaksinasi ini sebaiknya dilakukan segera setelah anak ayam dientaskan agar sepanjang hidupnya tercegah dari serangan penyakit Marek yang sangat mematikan. Untuk broiler atau ayam pedaging, agar lebih murah harganya, pilihlah anak ayam yang belum diseleksi kelaminnya (straight-run).

Hendaknya diingat bahwa pada waktu memilih varietas ayam ini apabila ada yang cocok jangan dulu langsung dibeli. Anggap saja Anda berada dalam tahapan sedang melakukan survey, bukan sedang membeli. Pembelian anak ayam sebaiknya dilakukan apabila segala persiapan untuk kedatangan anak ayam telah selesai dikerjakan, karena apabila belum siap maka risiko kematian anak ayam yang baru dibeli tersebut akan sangat tinggi.

TTG BUDIDAYA PETERNAKAN BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR (Gallus sp.)

TTG BUDIDAYA PETERNAKAN
BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR
(Gallus sp.)


1. SEJARAH SINGKAT
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wila
yah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul. 


Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika.

2. SENTRA PERIKANAN
Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.

3. JENIS
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1.Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

2.Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

4. MANFAAT
Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.

5. PERSYARATAN LOKASI
1.Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2.Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3.Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
i.Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
1.Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
2.Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
ii.Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1.kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2.kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;
3.kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

2.Peralatan
1.Litter (alas lantai), Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

2.Tempat bertelur, Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

3.Tempat bertengger,Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

4.Tempat makan, minum dan tempat grit, Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

2.Penyiapan Bibit
oAyam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:

0.Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
1.Pertumbuhan dan perkembangan normal.
2.Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
oAda beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:

0.Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
1.Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
2.terdapat kecacatan pada tubuhnya.
3.Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
4.Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
5.Tidak ada letakan tinja diduburnya.


3.Pemilihan Bibit dan Calon Induk , Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
0.Konversi Ransum.’ Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
1.Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.

2.Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.; Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

3.Pemeliharaan
0.Sanitasi dan Tindakan Preventif, Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.

1. Pemberian Pakan, Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
0.Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
KwaLitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
1. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1.Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

2.Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

2.Pemberian Vaksinasi dan Obat, Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Macam-macam vaksin:
0.Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
1.Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
2.Vaksin NCD HB-1/Pestos.
3.Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
4.Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
5.Ayam yang divaksinasi harus sehat.
6.Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
7.Sterilisasi alat-alat.
3.Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

7. HAMA DAN PENYAKIT
1.Penyakit karena Bakteri
1.Berak putih (pullorum), Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi. ; Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika
2.Foel typhoid,’ Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.; Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.

3.Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. ; Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.; Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.

4.Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida. ; Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5.Pilek ayam (Coryza); Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.; Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus. ; Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.; Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa

6.CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja.; Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
7.Infeksi synovitis; Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun. Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.

2.Penyakit karena Virus
1.Newcastle disease (ND); ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
2. Infeksi bronchitis; Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

3.Infeksi laryngotracheitis; Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian:
1.belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
2.pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.

4.Cacar ayam (Fowl pox);Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar. ;Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: dengan vaksinasi.

5.Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. ;Pengendalian: dengan vaksinasi.

6.Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

3.Penyakit karena Jamur dan Toksin; Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1.Muntah darah hitam (Gizzerosin); Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2.Racun dari bungkil kacang; Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

4.Penyakit karena Parasit

1.Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.

2.Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
5.Penyakit karena Protozoa; Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.

8. PANEN
1.Hasil Utama; Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
2.Hasil Tambahan; Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

3.Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.

4.Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
9. PASCAPANEN

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1.Analisis Usaha Budidaya; Perkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor) tahun 1998 di Bintaro, Jakarta

1.Biaya produksi
1.Modal tetap (investasi)
Kandang dan atap-------------------------------Rp. 225.000,-
Induk 150 ekor @ Rp. 17.500,-----------------Rp. 2.626.000,-
Jumlah biaya modal tetap----------------------------Rp. 2.850.000,-

2.Modal kerja/variabel
Pakan 90 gr x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30-------- Rp. 490.000,-
Penyusutan kandang (4tahun)-------------------- Rp. 4.700,-
Penyusutan induk (umur produktif 2 tahun)------- Rp. 109.375,-
Obat-obatan------------------------------------- Rp. 1.000,-
Resiko kematian 3% per tahun------------------- Rp. 6.565,-
Jumlah biaya modal kerja---------------------------- Rp. 611.640,-
Jumlah biaya produksi------------------------------- Rp. 611.640,-

2.Pendapatan
1.Telur 60 x Rp. 650,- x 30 ----------------------------Rp. 1.170.000,-
2.Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,------------------ Rp. 58.750,-
Jumlah pendapatan --------------------------------------- Rp. 1.228.750,-

3.Keuntungan
1.Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- =--------------------- Rp. 617.110,-4)
4.Parameter kelayakan usaha

a. B/C ratio = 2,0
Keterangan :
Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan dalam 1 bulan
Harga-harga diperhitungkan pada bulan November 1998
Diperlukan luas tanah 40 m 2

2. Gambaran Peluang Agribisnis; Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur. Selain itu juga adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal. Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.



11. DAFTAR PUSTAKA
1.Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
2.Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.


12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
TEKNOLOGI TEPAT GUNA, Mentri Negara Riset dan Teknologi
Profil IPTEK | Site Map | Contact Us
Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved, Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058